Kamis, 09 Desember 2010

episodeSurabaya-Bogor #2

Surabaya, 08 Desember 2010

Dua hari setelah dia pergi. Dua hari setelah episode Surabaya-Bogor dimulai.
Aku lebih suka di kamar. Menonton televisi seharian sambil mata selalu memandang layar ponsel, waspada jika ada sms masuk. Pertanda harus segera dibalas. Ya, itulah cara kami bekomunikasi selain menelepon. Di masa biru ini, aku gampang sekali menangis. Menonton acara gossip, FTV, videoklip atau bahkan menonton iklan di televisi membuat ku menangis. Tidak hanya itu, sholat, makan, mandi, duduk di ruang tamu, menaiki sepeda motor, sampai bergurau dengan keponakan juga bisa membuatku menangis. Rasanya, benar-benar tidak enak. Kalau orang-orang bertanya kenapa, aku juga tak tahu apa jawabannya kenapa aku jadi begini, sensitif.
Sampai aku menulis cerita ini, aku masih tidak bisa percaya jika kami sudah tidak bisa bertemu, maksudku, bukan benar-benar tidak bisa bertemu, tetapi kami tidak bisa bertemu dalam jangka waktu yang sangat lama, dan bahkan tidak bisa sesering yang kami inginkan seperti dulu. Mungkin kami akan bertemu ketika di kalender terdapat tanda long weekend, Hari Besar Agama, Lebaran. Mungkin kami akan bertemu 4 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali, dengan durasi yang benar-benar terbatas. Atau jangan-jangan, kami akan bertemu 2 tahun sekali??? Oh Tuhan, aku mohon jangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar