Selasa, 01 Februari 2011

episodeSurabaya-Bogor #6

2 Februari 2010.
Sudah hampir 2 bulan ini, episode Surabaya-Bogor berlangsung. Pagi tadi ada email dari seorang sahabat. Email ini benar-benar mengingatkanku pada dia yang ada di sana. berikut isi emailnya...





Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..
Terimakasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih.. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..

Kepadamu yang akan memilihku kelak..

Aku tak sebijak bunda khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..

Duhai kau yang telah memilihku kelak.. Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti –insya’Allah-. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.. Ataukah kau akan menemukanku terkantuk kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu.. Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku..

Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu.. Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..

Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi..

Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak secerdas aisyah.. Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku.. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih.. Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah.. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.

Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..

Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu.. Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu..

Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna.. Maafkan aku karena aku bukan putri.. Aku hanya wanita biasa..


Ditulis oleh author oaseimani.com, dan dipublish di ;http://www.oaseimani.com/aku-hanya-wanita-biasa.html



Semoga bisa menginspirasi semua orang ya....=)

Kamis, 13 Januari 2011

putus dan merangkai (cinta)

haiii... Apa kabar...?
Semoga baik ya....

Januari. Bulan pertama di Tahun baru. Bulan bahagia bagi bisnis. Tapi kenapa banyak telpon, sms, atau curhatan teman-teman yang mengalami putus cinta. Patah hati dimana-mana. Ada yang di selingkuhi secara terang-terangan atau pun sembunyi-sembunyi, ada yang karena perbedaan agama, ada yang tidak direstui orang tua, dan ada juga yang putus dengan baik-baik saja.

hmm..hidup.
Bicara tentang putus cinta dan patah hati, aku juga pernah mengalaminya.
Saat memasuki tahun ke2 di universitas.
Diselingkuhi 3 bulan. Dengan teman sendiri. bukan, bukan teman baikku. Tapi teman geng-nya, yang notabene aku kenal juga. Sakit. Sakit sekali. Diselingkuhi, diputus juga, di depan mamanya pula. Lengkap dramatisnya. hehe... Dan trauma lelaki aku alami. Meskipun tidak ngeri juga kalau bertemu dengan laki-laki, tapi untuk memulai hubungan aku selalu bergidik. Hampir setahun lebih aku membatasi perasaan, bukan karena menolak berteman. Selama masa "janda" itu banyak sekali teman lelaki yang mendekat, ada beberapa yang menawariku cinta juga. Tapi, rasanya aku belum siap. Sampai ada seseorang, teman lama, yang tadinya biasa saja, tanpa ada perasaan apapun, bisa membuatku luluh untuk menerima tawarannya. tawaran untuk menemani hari2 ku selanjutnya. Ya, aku sekarang punya kekasih. sudah berjalan lebih dari 2,5 tahun. Semoga semua lancar. amin.

Ok. Cerita tentang aku dan teman-teman yang patah hati kita sudahi saja. Yang penting, saran untuk yang patah hati, jangan pernah berpikir kamu adalah wanita atau laki-laki yang paling sengsara di dunia ini. Kamu dan orang-orang di dunia ini juga pernah mengalaminya. Jangan lari, karena itu akan membuatmu semakin sakit. "Nikmati dan jalani. Suatu saat nanti, hatimu akan mereda."

Selain ada yang patah hati, banyak juga teman-teman yang berkabar gembira. Bulan ini, aku mengetahui, 2 teman kantorku akan menikah, ya meskipun tidak menikah bulan ini sih. Dan teman kampus yang juga menikah bulan ini. Jika salah satu dari kalian akan menikah, atau sudah menikah, atau baru saja punya kekasih, aku ucapkan "Selamaaaatttt..!" Semoga bahagia lahir batin.


Setiap orang punya cinta. Meskipun tak semua terang. Karena cinta seperti langit, ada mendung, ada cerah, dan ada pelangi.
Untuk kalian semua yang bekerja dengan hati.

Minggu, 09 Januari 2011

Tempat bekerja kali ke 2

Bumi Rotan Jaya di Gedangan.
Tempat ke dua aku bekerja sejak lulus kuliah sebelum wisuda.
Yang pertama jadi dosen DKV spesialis kreativitas di UPN. Menyenangkan, karna cita-cita ku memang ingin menjadi dosen. Tapi, merasa ilmu tidak linier (aslinya aku jurusan desain produk industri), dan beberapa masalah pribadi (pada diri sendiri), dan lamaranku menjadi dosen desain produk di iSTTS belum juga berkabar, akhirnya mengundurkan diri.
Sehari setelah resign, aku resmi bekerja di PT. Bumi Rotan Jaya, sebagai staff R & D, tugasnya mendesain. Tapi karena masi masa percobaan, aku belum diberi kewenangan untuk mendesain, hanya membantu desainer dalam membuat gambar ukur, atau membantu memberikan ide-ide segar penyambung desain. Yaaa, tapi aku bersyukur mendapat pekerjaan ini. Meskipun agak berat ketika nanti pada akhirnya, aku akan dipindah ke kantor Mojokerto, karena divisi R & D ada di sana.

Lama-lama aku mulai terbiasa, memang masih butuh penyesuaian lagi, tapi aku akan terus semangat!
Semangat mencari pengalaman dan ilmu di perusahaan orang.
Semoga semua senang, semoga semua bahagia.
Bagaimana dengan kalian.?

episodeSurabaya-Bogor #5

5 Januari 2011.

Ya. Hari ini adalah tanggal 5. Dan aku sangat bersemangat menghadapinya.
Bukan, bukan karena ulang tahunku. Bukan juga karena gajian. Hanya saja…
Mmm…aku menamainya sebuah harapan.
Dan terserah saja bila orang-orang itu berpendapat aku terlalu berlebihan.

Tanggal 5, tanggal dimana aku harus menghitung lagi, lagi dan lagi.
Menghitung berapa lama kami bersama. Berapa lama kami membangun sebuah harapan.
Memulai mengingat-ingat, mencari mana yang tidak baik, dan lalu…bersiap menata kebaikan untuk masadepan.

Sudah dua tahun lebih enam bulan.
Kata orang sudah lama, tapi bagi kami, waktu terasa sangat lucu…begitu cepat, singkat.

Sekarang, dan lebih dari satu bulan ini, kami tidak bertemu.
Bukan, bukan karena berseteru.
Kami hanya berjauhan.
Ya, kami berjauhan, tidak bertemu, lalu kenapa?
Kami tahu ini tidak mudah. Tidak ringan. Sungguh banyak sekali godaan untuk tidak percaya.
Tapi, itulah kami. Kami hanya manusia biasa. Hanya bisa menjalani hari2 ini dengan sebuah harapan.
Harapan masa depan.


Untukmu, dua tahun enam bulan.

Kamis, 09 Desember 2010

episodeSurabaya-Bogor #3

Surabaya, 10 Desember 2010

Hari ke-4 episode Surabaya-bogor.
Sudah mulai cemas. Sms dan telepon jarang dibalas atau pun di angkat. Pulang kerja, samapai di kontrakan, dia langsung makan makndi sholat dan tidur.
Yeah…memang dia sangat sibuk beradaptasi. Baru pertama kali kerja begini, dia dan teman-teman barunya sudah dapat tugas meeting 3 hari bersama anggota DPR..
Huft..sepertinya aku juga harus beradaptasi dengan dia dan pekerjaan barunya.
Supangat!

episodeSurabaya-Bogor #2

Surabaya, 08 Desember 2010

Dua hari setelah dia pergi. Dua hari setelah episode Surabaya-Bogor dimulai.
Aku lebih suka di kamar. Menonton televisi seharian sambil mata selalu memandang layar ponsel, waspada jika ada sms masuk. Pertanda harus segera dibalas. Ya, itulah cara kami bekomunikasi selain menelepon. Di masa biru ini, aku gampang sekali menangis. Menonton acara gossip, FTV, videoklip atau bahkan menonton iklan di televisi membuat ku menangis. Tidak hanya itu, sholat, makan, mandi, duduk di ruang tamu, menaiki sepeda motor, sampai bergurau dengan keponakan juga bisa membuatku menangis. Rasanya, benar-benar tidak enak. Kalau orang-orang bertanya kenapa, aku juga tak tahu apa jawabannya kenapa aku jadi begini, sensitif.
Sampai aku menulis cerita ini, aku masih tidak bisa percaya jika kami sudah tidak bisa bertemu, maksudku, bukan benar-benar tidak bisa bertemu, tetapi kami tidak bisa bertemu dalam jangka waktu yang sangat lama, dan bahkan tidak bisa sesering yang kami inginkan seperti dulu. Mungkin kami akan bertemu ketika di kalender terdapat tanda long weekend, Hari Besar Agama, Lebaran. Mungkin kami akan bertemu 4 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali, dengan durasi yang benar-benar terbatas. Atau jangan-jangan, kami akan bertemu 2 tahun sekali??? Oh Tuhan, aku mohon jangan.

episodeSurabaya-Bogor #1

Surabaya, 06 Desember 2010

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Aku tahu, kalimat itu memang klise. Tetapi itulah yang terjadi.
Kira-kira 1 bulan yang lalu, kabar itu datang. Tak ada firasat apapun hari itu. Hari yang menyenangkan dan sibuk. Saat makan siang, seperti kebiasaan yang selalu kami lakukan adalah menelepon. Awalnya, pembicaraan berjalan dengan normal. Bertukar kabar, bertukar cerita yang terlewatkan, atau hanya sekedar saling mengejek dan mengucap kata cinta. Dan lagi-lagi seperti biasa, menyenangkan.
Tetapi sesaat kemudian, suasana mulai berubah. Ketika di sela-sela obrolan, dia berbisik, “Sayang, aku diterima di BaKorSuTaNal Bogor.” Hening.  Beberapa detik kemudian kucoba untuk memulai pembicaraan. Entah, aku sendiri juga tak tahu apa yang harus aku katakan. “Lho, tesisnya? Cakimnya?” aku tahu, sepertinya pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya menandakan kepedulian, malah terdengar menjadi respon penolakan. Ya ya ya, waktu itu memang aku terkejut. Sangat terkejut. Sehingga tak tahu lagi harus merasa senang ataukah sedih. Sebagai pacar yang baik, harusnya aku berkata, ”Wah, selamat! Kamu hebat!” Namun, sebagai manusia normal yang akan ditinggal pergi jauh, ingin rasanya aku berkata, ”Jangan pergi…” Hahahahaha, itulah angan-angan. Karena kata-kata yang keluar dari mulutku hanyalah, “Wah, Alhamdulillah..” Berkata pelan sambil menggigit bibir.
Dari pertama kali aku mendengar berita itu, hingga beberapa minggu kemudian, bahkan sampai saat ini pun, kami berdua selalu membicarakan tentang pekerjaan-pekerjaan lain yang ditawarkan bos tempat dia bekerja saat itu, bagaimana kehidupan kita nanti, atau hanya sekedar berangan-angan jika aku juga harus pindah di kota di mana dia bekerja. Dan tentu saja, yang pasti bisa ditebak adalah hampir setiap hari merasa biru. Jika aku sudah mulai menangis, dia selalu memberiku pandangan-pandangan yang tegas dan menyejukkan. Tegas karena itu adalah masadepannya, menyejukkan karena InsyaAllah itu adalah masadepanku juga. Sedikit perih. Tapi…itulah yang harus diamini. Karena memang kita punya hidup, kehidupan, tujuan, cita-cita dan tentu saja punya takdirnya sendiri-sendiri.
Rencana awal, dia bekerja mulai Bulan Januari. Bergegas pindah pertengahan atau akhir Desember setelah menyelesaikan tesisnya yang sempat tertunda. Kami berdua pun sudah mempunyai setumpuk rencana yang harus dilakukan sebelum dia harus benar-benar pergi dari Surabaya. Mulai dari jalan-jalan malam di pameran ikan hias, fotobox terakhir, atau makan di tempat langganan. Hal-hal ringan (dan mungkin menurut semua orang itu adalah kegiatan tidak bermutu) itu bagiku adalah sebuah jadwal panjang yang indah sebagai kado penutup tahun.
Lalu…
Tiga hari sebelum aku menulis cerita ini, sebuah sms terkirim di ponselku. “Sayang, aku aktif bekerja di Bogor mulai tanggal 8 Desember. Jadi aku berangkat Senin depan. Tanggal 6 Desember.”
Ya Allah, gemetar badanku saat itu. Tak tahu harus merespon apa. Hanya duduk diam dengan ponsel di tangan, lemas dan mendadak pusing. Ditanya atau disuruh pun cuma bias menjawab, “Ha? Apa?” Seperti kucing yang sudah kehilangan 7 nyawanya. Linglung.
Selain daftar panjang yang harus kami berdua laksanakan batal, waktu 2 hari yang tersisa juga tidak bisa digunakan untuk bertemu. 1 hari untuk pesta pernikahan sepupuku, 1 hari lagi karena aku harus keluar kota untuk datang di suatu acara yang sudah lama aku dan teman-temanku rencanakan.
Dan..
Tibalah hari ini. Aku sudah tiba di Surabaya. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, dan dia juga sudah selesai mengurus administrasi berhenti bekerja, kami sepakat bertemu di rumahnya. Beberapa lama, mengobrol dan makan siang bersama dia dan kedua orang tuanya. Selebihnya kami habiskan 1 jam terakhir berdua di depan rumah. Bercanda, mengejek, kemudian menangis bersama ditemani hujan rintik-rintik yang sedari tadi seakan tak bisa berhenti. Sengaja aku tak mau mengantarnya ke bandara, atau menunggu dia masuk ke dalam taksi. Karena aku tak mau menangis di saat-saat terakhir.
Dia pergi. Tepat sehari setelah perayaan dua tahun lima bulan kami.
Bertemu dia, dekat dengannya, menjadi sahabat, lalu kami mengucap cinta.
Kami bertemu di bawah hujan, lalu dia pergi.
Selamat datang sepi.
Selamat datang masa-masa biru.
Selamat datang kisah cinta berjauhan.
Episode Surabaya-Bogor sudah dimulai.